Aziz menegaskan jika pemuda dan aktivis Islam hanya diam, maka bersiaplah menjadi penonton di negeri sendiri. Dikatakan Aziz, generasi muda haruslah militan, kreatif dan inovatif. Dengan begitu, kalau pun tidak terjun ke dunia politik sebagai pengambil kebijakan, generasi muda mampu menciptakan peluang untuk bersaing dengan konglomerat.

Suka atau tidak suka, Aziz mengatakan panggung politik di Indonesia masih dikendalikan oleh pemilik modal besar. Diakuinya bukan perkara mudah masuk ke dunia politik dan sukses tanpa didukung kekuatan finansial. Meski begitu, Aziz menjadi salah satu contoh figur yang mampu terjun ke dunia politik berbekal amanah rakyat.

Diketahui Aziz merupakan anggota DPD RI asal Sulsel tiga periode. Putra dari Kahar Muzakkar itu bahkan mencatatkan perolehan suara yang fantastis. Dalam setiap pemilihan senator, dukungan terhadap Aziz semakin besar. Teranyar, ia mampu mengumpulkan suara lebih dari 1 juta masyarakat Sulsel.

Orasi Aziz tentang kepemudaan disambut baik oleh para peserta. Salah satunya yakni mahasiswi S3 UMI, Suriyani, yang menaruh harap agar kelak Aziz bisa mengoptimalkan peran pemuda dan aktivis Islam jika memenangi Pilgub Sulsel 2018 bersama Nurdin Halid (NH). Suriyani memuji NH-Aziz yang merupakan paket ideal karena menggabungkan figur nasionalis dan religius.

“Ustaz Aziz dikenal sangat aktif di bidang dakwah keagamaan dan Pak NH merupakan tokokh koperasi yang paham tata kelola ekonomi kerakyatan. Kelak bila diamanahkan memimpin Sulsel, berilah kesempatan bagi pemuda dan aktivis Islam untu mengolah skill dan mengembangkan jiwa entrepreneurship,” pinta Suriyani. (***)