Di tengah kebisingan diberbagai daerah, kecurigaan saling tuding, tapi disini ditanah Turatea terlihat anggota TNI dan Polri yang berseragam bersatu, tidak terlihat kecurigaan, saling benci apalagi hasut menghasut, melainkan merayakan solidaritas yang terjalin di antara mereka, di sinilah, di Jeneponto, kita menemukan makna persatuan sejati.

Saat perlombaan mencapai puncaknya, setiap peserta tidak hanya berjuang untuk meraih medali, tetapi juga untuk menciptakan ikatan yang kuat di antara sesama anak negeri.

Kemenangan dan kekalahan hanyalah dua sisi dari koin yang sama, yang terpenting adalah perjalanan yang dilalui bersama, yang menjadikan kita satu.

Pesan damai yang terukir di Kejurnas Bupati Cup III bukanlah untuk dilupakan, melainkan untuk dijadikan pengingat, meskipun tantangan dan kesulitan selalu mengintai cinta dan persatuan bisa mengatasi perpecahan yang ada.

Dalam setiap panah yang melesat dan setiap kuda yang berlari, terdapat harapan akan masa depan yang lebih baik bagi bangsa ini.

Dengan penuh rasa syukur, kita mengenang perhelatan ini sebagai sebuah momen berharga dalam perjalanan kita. Mari kita terus mendoakan dan berjuang untuk Indonesia yang lebih baik, di mana setiap suara didengar dan setiap jiwa dihargai.

Dalam pelukan persaudaraan, kita akan terus bergerak maju, menabur benih-benih kedamaian di seluruh penjuru tanah air.

Perhelatan dan erlombaan di Jeneponto adalah sebuah doa—doa untuk negeri tercinta, untuk keadilan dan untuk kedamaian yang abadi.

Di sinilah, di tengah kebisingan dunia, kita temukan harapan, di mana setiap anak negeri memiliki tempat dan suara. Mari kita jaga dan rawat persaudaraan ini, demi masa depan yang gemilang.

Dari Jeneponto Butta Turatea Pesan damai untuk Negeri.