Kepemimpinan Junaedi Bakri bukan hanya sekadar simbol, ia adalah teladan dalam disiplin dan komitmen. Setiap rapat, pertemuan, dan kunjungan dilaksanakan tepat waktu, menunjukkan bahwa waktu adalah aset berharga.

Ia juga menginisiasi perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di Sungai Belokallong, menciptakan cara baru untuk merayakan dengan memanfaatkan potensi alam.

Namun, kepedulian Junaedi tidak berhenti di situ, ia menunjukkan kepedulian yang tulus terhadap masyarakat miskin, terutama korban bencana seperti kebakaran.

Gagasan “Jeneponto Tuntas Stunting” dan inisiatif anggaran berbasis lingkungan menegaskan komitmennya untuk menciptakan masyarakat yang sehat dan berdaya.

Saat berita pemberhentian Junaedi Bakri sebagai PJ Bupati datang, rasa kehilangan menyelimuti masyarakat.

Media sosial dan pemberitaan dipenuhi ungkapan duka dan harapan agar kepemimpinannya berlanjut. Masyarakat menyadari bahwa Junaedi telah menanamkan benih perubahan yang akan terus tumbuh di tanah Jeneponto.

Kisah kepemimpinan Junaedi Bakri adalah pelajaran berharga tentang bagaimana kepemimpinan dapat mengubah wajah suatu daerah.

Ia telah menciptakan ruang untuk harapan dan inspirasi, meninggalkan warisan yang akan dikenang dalam setiap langkah pembangunan Jeneponto di masa depan.

Keberanian dan dedikasinya menjadi contoh nyata bahwa kepemimpinan yang baik adalah tentang memberi, berkolaborasi, dan mencintai “Butta kalasuksng passolongan ceratta, Turatea Jebeponto”. (Oji Pajeka).