“Sangat penting untuk menekan angka gini ratio di Sulsel yang sudah mendekati 0,5. Untuk itu, dibutuhkan model pemerataan pertumbuhan ekonomi yang berdaya saing. Nah, itu semua sesuai dengan konsep trikarya yang digagas NH,” kata Bahtiar, saat dihubungi Minggu, 5 November.

Menurut Bahtiar, program NH-Aziz dengan basis ekonomi kerakyatan menjadi solusi atas beragam permasalahan kesejahteraan di Sulsel. Tinggal bagaimana meyakinkan masyarakat bahwa program tersebut akan berjalan dengan baik. “Program dari konsep trikarya itu memang diharapkan tidak hanya mengakhiri ketimpangan pembangunan dan ekonomi, tapi juga mengatasi tingginya angka pengangguran,” ucap dia.

Sementara itu, NH mengungkapkan konsep trikarya yang digagasnya merupakan pemikiran mendalam atas permasalahan Sulsel. Konsep trikarya berupa pembangunan berbasis infrastruktur, pembangunan berbasis ekonomi kerakyatan dan pembangunan berbasis kearifan lokal. Semua itu disusunnya setelah melalui perjalanan panjang mengunjungi dan menyerap aspirasi masyarakat Sulsel.

“Jika Soekarno memiliki konsep trisakti, Soeharto memiliki trilogi pembangunan dan Jokowi memiliki nawa-cita, maka NH mempunyai konsep trikarya. Konsep inilah yang dijabarkan dalam program-program pro-rakyat, mulai dari pendidikan dan fasilitas sekolah gratis, kredit kesejateraan petani tanpa bunga, layanan kesehatan gratis berbasis KTP hingga Gerakan Membangun di Kampung,” terang NH.

NH menegaskan pula langkahnya bertarung pada Pilgub Sulsel bukanlah untuk mengejar kekuasaan. Malah, ia ingin mengabdi setelah sekian lama melanglang buana di pentas nasional dan internasional. Kini, Ketua Harian DPP Golkar itu mantap memilih pulang kampung untuk mengimplementasikan seluruh ilmu dan jaringan yang dimilikinya untuk membangun Sulsel Baru yang lebih makmur dan sejahtera. (***)