Rentetan Berkas Dukungan IYL-Cakka “Dibegal”
Selain itu, selama verifikasi faktual juga ditemukan adanya oknum penyelenggara yang mengaku sudah mendatangi warga. Padahal kenyataannya tidak pernah sama sekali. Seperti yang terjadi di Kota Palopo, warga mengaku tidak pernah didatangi atau dihubungi petugas verifikasi.
Begitu pun, LO yang diberi mandat secara resmi oleh IYL-Cakka melakukan pengawalan verifikasi juga dibeberapa daerah dilarang mendekat tanpa alasan yang jelas.
Lebih parah lagi, ada dugaan data IYL Cakka di bocorkan sebelum tahapan veirifikasi faktual berjalan. Seperti di Pangkep, sudah terbukti membuka dokumen sebelum verifikasi faktual.
Di samping rentetan itu, juga banyak yang mengaku dukungannya dicaplok oleh IYL-Cakka. Sementara saat ditelusuri di data resmi maupun Silon KPU, yang bersangkutan justru tidak terdaftar memberi dukungan.
Seperti dugaan rekayasa mengatasnamakan Bupati Selayar Basli Ali. Bahkan untuk kasus ini, tim IYL Cakka sudah melaporkan ke Bawaslu untuk ditindaklanjuti, karena mencemarkan nama baik IYL-Cakka.
Untuk serangkaian kasus, terutama penggiringan opini pencaplokan KTP warga, diduga dimainkan oleh kubu kandidat tertentu. Bukti keterlibatan mereka sudah tercium sejak dulu. Targetnya menciptakan opini jika IYL Cakka asal mencaplok.
Ketua Tim Pemenangan Rumah Kita IYL-Cakka, Bahar Ngitung, mengatakan, dugaan “pembegalan demokrasi” memang berjalan secara terstruktur, sistematis dan massif jika melihat dari serangkaian rentetan.
“Mulai dari Parpol dibegal sampai dukungan rakyat ke IYL-Cakka diganggu menjadi indikasi jika memang ada pihak tertentu berusaha menghalalkan segala cara IYL-Cakka tidak maju,” tutur Bahar Ngitung, Minggu (31/12/2017).
Terkait rentetan “pembegalan” tersebut, Tim IYL Cakka sudah melakukan antisipasi dan rencana untuk menindaklanjuti. Seperti melayangkan protes maupun gugatan atas proses yang banyak merugikan IYL-Cakka.
Sekadar diketahui, sebelum IYL-Cakka memutuskan maju lewat jalur independen, duet ini sempat berkeinginan lewat koalisi Parpol. Hanya saja, Parpol yang memberi dukungan berusaha “dibegal”. Salah satunya PAN yang tiba-tiba mengalihkan dukungan.
Begitu juga PPP, pasca kubu Romi mengeluarkan rekomendasi ke IYL-Cakka, kubu kandidat tertentu juga mengklaim mendapat dukungan PPP, sekalipun adalah kepengurusan Djan Faridz.
Kendati serangkaian rentetan “membegal” IYL Cakka, namun kubu pasangan Mr Komitmen ini sangat yakin bisa masuk ke pilgub. Sebab sekali pun misalnya di verifikasi pertama ditemukan belum cukup dari syarat minimal, akan tetapi duet ini masih punya stok dukungan KTP lebih dari 500.000.
“Ini belum termasuk yang terkumpul dan diserahkan secara sukarela warga ke rumah kita di daerah saat proses verifikasi berlangsung,” pungkas Obama, sapaan akrab Bahar Ngitung. (*)