Jika melihat posisi Nabi sebagai kepala Pemerintahan, beliau sangat cinta dan sayang terhadap masyarakatnya terutama yang dhuafa. Melayaninya dengan lemah lembut bahkan bersedih melihat penderitaan orang lain. Peringatan Maulid Nabi yang dilakukan setiap tahun seharusnya menjadi momentum menumbuhkan sifat-sifat penyantun dan kasih sayang dalam diri setiap ummatnya terkhusus pada Umara. Memberi bantuan kepada manusia khususnya yang fakir, miskin dan yatim adalah wujud dari meneladani Rasulullah Muhammad SAW. Mengapa kita ummatnya harus meneladani Rasul ?, hal ini mungkin dapat kita perhatikan gambaran dari QS. 8 : 33 yang artinya “Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka (kaummu) selama engkau (Muhammad) berada di antara mereka; dan Allah tidak akan mengazab mereka selama mereka memohon ampunan.

Maknanya adalah Keberadaan Rasulullah SAW. di tengah-tengah ummat menjadi sebab tertundanya azab dan bencana yang akan menimpa mereka. Ada dua konteks yang dapat dilihat yakni ketika Rasulullah masih bersama ummatnya maka bencana akan tertunda. Kemudian konteks saat ini, bagaimana dengan kita ummatnya sekarang yang tidak bersama secara dhohir apakah tidak berlaku lagi ayat ini?
Kita sama tahu Alquran adalah firman Allah SWT. berlaku sepanjang masa. Dalam konteks inilah konsep Al-Qur’an yang menunjukkan sifatnya berlaku sepanjang masa dan universal. Hal ini diterangkan dalam beberapa ayat salah satunya Qs. Al-Baqarah ayat 2 dan Al-An’am ayat 19. Dengan begitu maka ayat di atas tadi juga berlaku untuk kita ummatnya sekarang dan sampai kiamat.

Keberadaan Rasul ditengah-tengah kita ummatnya harus selalu ada, bukan lagi dalam bentuk dhohir namun mengamalkan seruan dakwahnya, meneladani akhlaqnya dan mencintainya dengan banyak bersalawat kepadanya. Kehadiran Rasulullah dalam hati kita ditunjukkan dengan shalawat kepadanya. Peringatan Maulid Nabi yang didalamnya ada lantunan ayat suci Alquran, pembacaan barzanji yang mengandung shalawat dan doa, kemudian ceramah serta sedekah kepada kaum dhuafa adalah rangkaian sifat dan perilaku yang harus terus diagungkan dan dilakukan hingga kebiasaan itu terbenam jauh dihati tiap ummatnya. Perilaku yang baik di atas telah dicontohkan Rasulullah 14 abad yang lalu. Oleh karenanya kita berharap dengan meneladani sifat perilaku Rasulullah menghindarkan bangsa Indonesia dan khususnya Kabupaten Jeneponto dari bala’ dan bencana ditengah hiruk pikuknya zaman. Wallahu a’lam.

Oleh karena itu maka peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW. harus menjadi momentum perubahan pada tiap pribadi ummatnya apapun status dan struktur sosialnya untuk menjadi lebih baik. Akhirnya kita berikan Selamat dan Sukses kepada Pemerintah Kabupaten Jeneponto yang melaksanakan Peringatan Maulid Akbar Nabi Besar Muhammad SAW. 1447 H. Maudu’ Turatea, harapannya menjadi kesadaran sedekah kolektif Pemerintah Daerah yang terus dipertahankan dan ditingkatkan dimasa mendatang untuk masyarakat Jeneponto Bahagia. (*)