Sisa Air Mata Haru Sang Kades 38 Tahun Lalu…
Nurdin menyambut cagub nomor urut 1 itu dengan pelukan. Agak lama.
“Alhamdulillah. Kami memang sudah menanti-nanti lama kedatanganmu nak. Kami sekeluarga sangat bahagia mendengarmu pulang untuk bangun kampungmu,” katanya lirih, matanya mulai berkaca-kaca.
Nurdin dengan sorot mata bersemangat menceritakan bagaimana kampungnya ketika NH dan kawan-kawannya KKN di sana. Sangat ramai. Apalagi kegiatan olahraga, utamanya sepak bola. Tidak ketinggalan acara hiburan dan pertunjukan layar tancap di malam hari.
“Makanya saat malam perpisahan, hampir seluruh masyarakat desa melepas mereka dengan tangis haru. Mereka seperti keluarga bagi seluruh warga desa,” tutur Nurdin dengan mata yang semakin berkaca-kaca.
Di hadapan keduanya, NH berulangkali berterima kasih sudah diperlakukan seperti anak sendiri ketika itu.
Sisi lain yang terungkap tentang sosok Ketua Umum Dekopin Pusat dari kunjungan itu bahwa NH muda adalah idola banyak kaum wanita. “Nak, masih ingat dengan yang di sebelah? Anak gadis Haji Ramli?” Sumawati bertanya setengah berbisik. NH yang didampingi sejumlah elite Golkar Luwu dan Lutra itu lalu tertawa bersamaan. “Ah, kalian seperti tidak pernah muda saja,” balas NH kepada semua yang tertawa.
Boleh jadi, airmata Nurdin dan istrinya kali ini adalah sisa dari airmata 38 tahun lalu. Yang menetes sama-sama karena bahagia dan haru. (*)