Direktur Digital & Strategic Portfolio Telkom David Bangun memberikan apresiasi kepada seluruh finalis, khususnya para pemenang. 

“Selamat kepada para tim yang menjadi pemenang pada Telkom Hackathon 2018. Ajang ini kami selenggarakan untuk menjaring developer-developer terbaik Indonesia yang kreatif dan inovatif. Telkom Hackaton yang telah kami selenggarakan sejak tahun 2015 ini juga merupakan upaya Telkom dalam membangun ekosistem digital untuk memfasilitasi para entrepreneur digital Indonesia, khususnya generasi muda,” ujar David.

Selain Telkom Hackathon, Telkom juga telah menginisiasi program inkubasi dan pengembangan start-up melalui program Indigo serta membangun fasilitas penunjang ekosistem digital seperti

Digital Innovation Lounge (DILo) dan Digital Valley atau creative center. Seluruh fasilitas tersebut tersebar di seluruh Indonesia. 

Dua puluh finalis Telkom Hackathon 2018 yang terpilih mendapatkan kesempatan untuk mengikuti rangkaian kegiatan mulai dari pendalaman API, pengumpulan prototype aplikasi, dan program coaching clinic oleh team ahli agar mampu menyempurnakan aplikasi yang mereka kirimkan. 

Finalis juga mendapatkan kesempatan memperbaiki aplikasi mereka dengan mentoring spesial sebelum akhirnya mempresentasikannya ke tim juri di tahap terakhir. 

“Pengembangan ekosistem digital, termasuk penyelenggaraan Telkom Hackathon ini merupakan wujud komitmen Telkom untuk memajukan entrepreneur digital bangsa sekaligus mendukung cita-cita pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai kekuatan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara,” tutup David. 

Tim juri kompetis ini terdiri dari tim internal PT Telkom dan external. Juri internal PT Telkom antara lain diwakili Tri Gunadi, EVP Divisi Business Service PT Telkom Indonesia. Sedangkan tim juri eksternal terdiri dari pakar teknologi Indonesia yaitu Didik Partono Rudiarto dari ASPILUKI (Asosiasi Piranti Lunak Telematika Indonesia), Andy Zaki/MIKTI (Masyarakat Industri Kreatif Teknologi Inovasi dan Komunikasi Indonesia), Prof. Richardus Eko Indrajit/APTIKOM (Asosiasi Perguruan Tinggi Ilmu Komputer Indonesia), Betty Alisjahbana/AOSI (Asosiasi Open Source Indonesia), dan I Gusti Manik/Rocklife Systems Inc. (*)