“Siapapun yang teratas itu sangat memungkin kan untuk diserang dari model-model black campaign. Tapi publik juga harus tau hal seperti itu sesuatu yang tidak terlalu mempengaruhi cara pandang publik,” paparnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan, sebagai kandidat calon kepala daerah harus mengedepankan sikap sportifitas dalam berkompetisi. Jangan hanya demi meningkatkan tren politiknya rela melakukan segala cara yang dapat merugikan pihak lain.

“Biarkan saja ini menjadi salah satu tren yang baik seperti itu tentunya secara positif kompetitor lain juga harus berbenah diri bagaimana untuk bisa bukan dengan black campain tapi justru membuat dengan startegi,” paparnya.

Sementara itu, Pakar Politik Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar Andi Luhur Prianto menuturkan, black campaign dalam kontestasi perpolitikan bukan menjadi hal yang baru. Sehingga, siapapun yang mendapatkan tren politik baik akan menerima tekanan-tekanan dari pihak lain yang menjadi kompetitornya.

“Black campaign ataupun negative campaign merupakan bagian dari metode kontestasi elektoral, dari sistem politik yang liberal,” kata Luhur.

IYL-Cakka, kata Luhur, yang sekarang berada di puncak dalam hasil survei akan menjadi sasaran oleh kompetitornya. Sehingga, peran tim dan pasangan ini sendiri untuk mempertahan kan torehan yang dicapai sangat pentinga.

“Tentu kandidat yg sementara leading di potret survei menjadi sasaran. Makanya kandidat dan tim pemenangan tidak boleh terlena juga dengan angka-angka survei seperti itu,” terangnya. (*)