“Kalau SDM kita rendah, bagaimana kita bisa memenej dan memimpin organisasi dengan baik. Termasuk penguasaan teknologi dan informasi, kita perlu melek teknologi agar tidak ditinggalkan zaman yang serba canggih ini,” tambahnya.

Terkait dengan dakwah sebagai ujung tombak Parmusi di lapangan, maka dakwah sejatinya dapat tepat sasaran. Termasuk bagaimana kita dapat mengantisipasi penyakit-penyakit sosial yang banyak terjadi saat ini, seperti kasus penculikan dan penjualan organ, kekerasan seksual, pelecehan seksual, kehamilan di luar nikah.

“Dakwah kita mesti sampai pada level ini, karena jangan sampai yang sering kita dakwahi adalah para orangtua namun anak-anak yang lepas dari kontrol orangtua karena alasan sibuk berkarier, tidak memerhatikan lagi anak-anaknya sehingga terjadilah hal-hal yang tidak diinginkan,” ungkapnya.

Sementara Ketua Parmusi Gowa, Drs H. Muchlis Achmad menguraikan tentang perkembangan desa madani yang dikelola di Desa Tonasa.

“In syaa Allah, desa madani ini akan dikembangkan lagi. Ada dua desa yang akan kita jadikan desa madani. Begitu pula dengan pembentukan cabang Parmusi, ” kata Muchlis.

Dia berharap kerjasama semua pengurus agar Parmusi dapat berkembang sebagaimana harapan kita bersama.

Di desa madani binaan Parmusi di Tonasa, sebagai wujud nyata dari kepedulian kita kepada masyarakat, selain memberikan bantuan berupa Al-quran, alat tulis, mukenah dan lainnya, juga da’i kita terjunkan ke lokasi untuk memberikan siraman rohani.

“Ini kita lakukan semata-mata ingin mewujudkan masyarakat madani yang Islami. Kita bekerja semata mengharap ridha Allah, ” pungkasnya. (*)