Opini: Ramadhan Pergi, Masjid pun Ikut Pergi 

Redaksi
5 Jul 2017 15:13
OPINI 0 276
4 menit membaca

Matasulsel, Opini – Ramadhan merupakan bulan penuh berkah, bulan ampunan, bulan kemuliaan, dan nama-nama lainnya yang menunjukkan keutamaan bulan suci ramadhan.

Pada bulan ini, potensi untuk berbuat kebaikan semakin besar. Dan sebaliknya, potensi berbuat keburukan semakin kecil.

Bahkan, sungguh merugi orang yang keluar dari bulan ramadhan, namun dosanya tidak di ampuni oleh ALLAH swt. Saking besarnya ampunan ALLAH pada bulan itu.

Sering kita melihat, masjid-masjid mulai ramai ketika 10 hari pertama bulan ramadhan. Menjelang pertengahan, mulai berkurang, dan begitu seterusnya.

Padahal malam-malam terakhir itulah yang sebenarnya paling banyak keutamaannya, karena di sana ada malam lailatul qadar. Ialah malam yang lebih baik dari seribu bulan.

“Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah, (yaitu) urusan yang besar dari sisi Kami. Sesungguhnya Kami adalah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui” [Ad-Dukhan : 3-6]

Namun justru, fenomena yang berlawanan di tunjukkan oleh sebagian besar orang. Masjid-masjid mulai di tinggalkan, dengan alasan ingin memakai baju baru pada hari raya. Akhirnya masjid di kesampingkan dan pusat perbelanjaan di ramai kan.

Padahal sejatinya, meraih keutamaan malam lailatul qadar jauh lebih penting ketimbang mengenakan baju baru di hari raya.

Itu baru di penghujung ramadhan, bagaimana kalau ramadhan telah berakhir? Bertambah sepi? Atau sama saja?

Hal ini sudah menjadi fenomena umum di tengah masyarakat kita, hampir seluruh masjid-masjid kehilangan jamaahnya.

Karpet yang tadinya di pasang full, kini telah di gulung sebahagiaanya. Hingga hanya menyisakan beberapa baris saja di bagian depan.

Sungguh menyedihkan, padahal sholat itu wajib bukan hanya saat bulan ramadhan saja, melainkan setiap hari dalam 5 waktu.

Fenomena sepinya masjid setelah bulan ramadhan, juga tak lepas dari perhatian netizen. Terbukti dari banyaknya beredar gambar dan kata-kata sindiran mengenai fenomena ini.

Setelah kita melihat, nampaknya yang menyebabkan banyaknya orang datang ke masjid saat hari-hari pertama bulan ramadhan, hanyalah mengikuti euforia masyarakat yang senang dalam menyambut bulan suci.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tag Populer

Belum ada konten yang bisa ditampilkan.